Dinia. Powered by Blogger.
RSS

USAI

Ini sebenarnya, sajak untuk kawan yang baru saja putus cinta di akhir tahun lalu. Dia menelponku, menangis tersedu, hingga meraung-raung. Kata-katanya berhamburan bersama sesenggukan. Tak jelas apa yang dikatakannya.
Esoknya, kami janji bertemu. Ajaib ! Untuk orang yang habis putus cinta, penampilannya sungguh tidak meyakinkan : dia memakai blus putih casual tanpa lengan, celana hitam bercorak bunga putih tiga per empat, sepatu tali berhak lima senti, rambut panjangnya dibiarkan tergerai, di hias bandana dan poni, melangkah santai, tersenyum rekah menghampiriku. Aku masih terbengong saat membalas pelukan dan cipika-cipikinya.
 Kuhujani dia dengan pertanyaan, seputar putus cintanya. Dia hanya menggeleng, tertawa ngakak. Aku makin bingung. Dia malah heboh sendiri memesan menu makanan : sup jamur, lumpia udang, rostduck, ice cream banana split, lemon tea. Katanya dia butuh banyak energi untuk bercerita padaku, maka dia memesan banyak menu.
Ah, kawanku itu. Putus cinta, ternyata tak membuatnya tak berdaya. Hingga kini aku masih belajar mengerti : bagaimana dia bisa punya pengendalian diri sekuat itu, bagaimana hal menyedihkan dia kemas menjadi begitu simpel, bahkan dia bisa menggunakan kesedihannya menjadi lelucon, mengolok-olok dirinya sendiri, dan membuat orang lain tertawa. Menurutku, ini terasa satir...
Saat kutunjukkan sajak ini, dia membaca dengan serius, termenung, tersenyum, lalu tertawa terpingkal-pingkal. Dia bilang, "Kisah putusku itu, vulgar sekali kau ceritakan di sajakmu ini ! Ah, kau terlalu serius memikirkanku!" dan tawanya sekali lagi berderai...

USAI 1
Bicaralah apa saja
aku hanya akan meranggas
mengering diam
tanpa melawan
toh semua cerita telah lewat
dan katamu mengabur lenyap

Jangan kau tanya
apa mauku
saat kau tak bisa
menjelaskan maumu
hanya akan membuat
hatiku meremah
; serpihan halus
yang kau parut
menjadi serbuk luka

Aku akan menutupnya
; kisah yang kau buka
berhamburan keluar tema
menyesatkanku
tanpa tanda tanpa koma
pun lupa kau beri
titik di penghabisan

Maka di sinilah aku
masih dengan gemuruh
pergi menjauh
menuju gelap
menghabiskan sisa cahaya
merah saga senja

Masih kuyakinkan ingatanku
; bahwa benar tak ada
getar di matamu
di saat terakhir
ku ucap usai

USAI 2
Aku tahu,
kau masih menatapi
punggungku
saat aku pergi
Tidak !
tak akan kau mencegahku
karena aku
telah memecahkan kebuntuan
musim kecemasanmu
; bahwa jika semua usai
akulah yang akan
membubuh stempel
tamat

USAI 3
Kau nyalakan lampu
; pesan singkat diponselku,
menanyakan kabar
mengirim angin segar
aku tak baik-baik saja
kau tahu itu
saat air mata kering
tak mampu memecah
diam tanpa ujung
di persimpangan
mimpi dan kenyataan
yang ingin kuingkari

untuk Ken...
; akan slalu ada aku, mendengarmu
semua akan baik-baik saja, Kawan !

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

erikhermawan . portfolio said...

selamat ya atas tampilan blog barunya Istriku tercintaaaa,muuuuuuuuaaaaaach!!!

adi-wiyono said...

Keren tulisan dan puisinya... Salut... :-D

Post a Comment

Search This Blog